HANYA SAJA
2 Raja-raja 15:1-7
“Tak ada gading yang tak retak”. Peribahasa itu berarti tidak ada manusia yang sempurna. Ungkapan
itu biasanya dipakai untuk
menganggap lumrah atau memaklumi kekurangan seseorang.
Bila kita abai atau bersembunyi di balik ungkapan “tidak ada manusia yang sempurna”, maka akibatnya bisa fatal. Ini adalah hal yang amat serius.
Lihatlah yang terjadi
pada Raja Azarya. Azarya,
Raja Yehuda, menggantikan ayahnya, Raja Amazia. Azarya masih berusia 16 tahun ketika menjadi
raja menggantikan ayahnya.
Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN. Hanya saja, ia tidak menyingkirkan tempat
pemujaan, sehingga
rakyatnya masih menyembah ilah lain. Kata “hanya
saja” itu menunjuk
kepada pengecualian atas hal yang dianggap kecil atau
digampangkan. Akhirnya, miris sekali, pemerintahan dan hidupnya berakhir
tragis. Ia ditulahi Allah dengan penyakit kulit hingga hari kematiannya, dan
mati dalam pengasingan. Itulah akibat ketika ia abai terhadap hal yang dianggap
kecil, tetapi berakibat fatal.
Periksalah dengan seksama
kehidupan beriman keluarga kita kepada Tuhan. Pastikanlah tidak ada yang kita kecualikan dalam kepatuhan kepada Tuhan. Misalnya, setiap Minggu beribadah di
gereja, hanya saja sering datang terlambat, sibuk dengan gawai, atau tidak ada
anggota keluarga yang mau ikut aktivitas pelayanan di gereja. (Wasiat)
DOA:
Tuhan, kami mau beribadah kepada-Mu dengan sepenuh hati. Tolonglah kami untuk mewujudkannya. Amin.
